Siri Aku 31 sampai 40

31. AKU TAJALLI ALLAH

AKU yang hakiki itu adalah Nurullah.

Sesuatu yang menampakkan sesuatu yang lain adalah cahaya.

Tanpa cahaya gelap gulita segala-galanya

.
AKU juga ayatollah (tanda-tanda Allah) karena ROH itu tanda daripada adanya Allah.

AKU juga digelar Rohullah karena ROH itu adalah hembusan dari Roh Allah.

Itulah AKU yang hakiki.

AKU dan alam semesta adalah pendzahiran atau Tajalli Allah.

AKU ini adalah alam kecil karena semua perkara yang ada dalam alam besar ini ada gambarannya atau pendzahirannya dalam alam kecil.

Alam semesta ini juga digelar Insan Kabir (manusia besar) karena semua yang ada dalam alam kecil ini pada kenyataannya ada dalam alam besar.

Insan Saghir (manusia kecil) ini adalah diri (ROH) manusia itu dan Insan Kabir itu adalah alam semesta raya yang gaib dan yang nyata.

Alam kecil adalah Insan Saghir yaitu Manusia dan Alam Besar adalah Insan Kabir yaitu Alam Semesta Raya.

32. AKU HANYA WAYANG

AKU ini pada hakekatnya adalah wayang yang dimainkan oleh dalang yaitu Allah.

AKU ini ibarat keris yang dihunus oleh pendekar.

AKU tidak berdaya upaya, gerak dan diam AKU adalah digerakkan dan didiamkan oleh Allah.

Adanya AKU adalah limpahan dari adanya Allah.

Allah itu hakiki. AKU ini majazi atau relatif saja. Kalau dipahami dan diselidiki secara mendalam, akan terasa bahwa yang gaib dan yang dzahir dan yang awal dan yang akhir adalah Allah jua

Singkatnya pada pandangan orang yang sangat dekat dengan Allah, alam dan dirinya lenyap sama sekali dan tinggallah Allah semata-mata. Ini dipandang oleh ROH yang bersih dan suci dan mentauhidkan diri kepada Allah semata-mata.

33. AKU BERASAL DARI TEMPAT MULIA

AKU yang hakiki itu tidak tertakluk kepada warna kulit dan bangsa.

AKU itu bukan putih, hitam manis, kuning langsat dan sebagainya. Sebagaimana adanya warna kulit pada badan. AKU tidak ada warna dan tidak berbangsa-bangsa seperti bangsa Cina, India, Indonesia, Arab dan sebagainya.
Badan kita berasal dari unsur-unsur tanah, air, api, dan udara tetapi ROH kita bukan dari unsur-unsur dunia nyata ini.

AKU gaib dari pandangan mata kasar namun AKU tetap wujud.
AKU berasal dari tempat yang paling mulia. AKU berasal dari Yang Maha AKU

AKU berasal dari ilmu Allah masuk ke alam jasad ini dan kemudian kembali kepadaNya. Jadilah ROH itu sebagai Nur Allah saja. Ia pun kembali ke tempat asalnya yaitu ke hadirat Allah swt.

34. AKU PERLU DIBERSIHKAN

AKU tidak terkotorkan oleh kencing dan tahi.

Tidak ada najis secara fisik yang dapat mengotori-ku

Ibarat cahaya matahari, cahaya itu menyinari najis dan benda-benda kotor, namun cahaya itu tidak akan kotor. Ia menyinari tempat bersih dan tempat busuk, tetapi cahaya tidak akan wangi dan busuk, kotor atau bersih.
Najis pada AKU itu ialah Syirik, menyekutukan Allah, menduakan Allah dengan yang lain. Itulah najis bagi AKU.

AKU yang bertauhid adalah ROH yang suci. ROH itu pada hakekatnya senantiasa percaya dengan adanya Allah dan mengesakanNya.

Hanya setelah sampai ke alam dunia barulah ROH itu tercemar oleh pengaruh keduniaan, pengaruh iblis dan setan, pengaruh kebendaan, pengaruh nafsu serakah, syahwat dan sebagainya.

Kita perlu membersihkan jiwa atau AKU kita kembali sebagaimana aslinya dengan zikrullah (mengingat Allah) dengan lisan, hati dan perbuatan.

Zikrullah itu ibarat air mutlak yang membasuh dan menyucikan najis syirik dari AKU itu. Bersihkanlah AKU itu hingga ‘fana’ (terasa diri kosong, tiada apa-apa) dan kemudian naik mencapai setingkat lagi ke peringkat ‘baqa’ (terasa diri sentiasa bersama Allah). Terasa Allah ada dimana saja kita berada.

AKU yang bersih atau diri yang suci adalah diri yang meng-Esa-kan Allah hingga tidak terasa adanya diri. Yang ada hanya DIRI YANG BERDIRI SENDIRINYA yaitu ALLAH SWT.

35. AKU TIDAK TERTAKLUKAN

AKU ini adalah ROH. Itulah yang dinamakan diri.

ROH ini tidak tertaklukan oleh ruang dan waktu. ROH tidak tua dan tidak  muda. Tua dan muda itu hanya bagi jasmani dan keadaan dunia ini saja. Semua ROH adalah sebaya saja. Nabi Adam as sebaya dengan Nabi Muhammad saw. Kita sebaya dengan moyang kita. Anak kita sebaya dengan kita, Begitulah seterusnyanya. Tiada tua dan muda bagi ROH. ROH tercipta serentak dan sekaligus saja.

Kemudian ROH itu dilahirkan ke dunia melalui rahim ibu dengan badan kita sebagai sangkar atau sarungnya. ROH dilahirkan ke dunia menurut masa yang telah ditentukan. Siapa yang ditakdirkan lahir dahulu dialah yang tua dan siapa yang lahir kemudian dialah yang muda.

Dari segi Jasmaniah atau kebadanan ada tua dan ada yang muda, tetapi dari segi ROH sebaya saja.

AKU juga tidak takluk kepada tempat. AKU bukan Barat dan bukan juga Timur. Bukan juga dari Utara dan bukan juga dari Selatan. AKU tidak tertakluk kepada arah dan tempat.

AKU juga bukan takluk kepada bangsa. AKU atau ROH bukan berbangsa itu dan bukan berbangsa ini. Bangsa-bangsa itu hanya wujud dalam dunia nyata ini. Di alam AKU tidak ada bangsa-bangsa.

AKU adalah ma’lum dalam ilmu Allah, wujud dalam wujud-NYA. AKU adalah pendzahiran sifatNya. Demikian AKU tenggelam dalam Yang Maha Aku.

36. AKU TETAP KEMBALI

AKU miskin papa, lemah, tidak berdaya dan tidak punya apa-apa. Yang Kaya Raya, Yang Gagah Perkasa, Yang Kuat dan Berdaya dan memiliki segala-galanya adalah Yang Maha Kaya dan Maha Kuat itu juga. yaitu Allah swt.

Hidup AKU kembali ke hidupNya. Gerak AKU kembali kepada gerakNya. Diam AKU kembali kepada diamNya. Sifat AKU kembali ke sifatNya. Nama AKU kembali ke namaNya. Amalan AKU kembali ke amalanNya. Wujud AKU kembali ke wujudNya.
Memang benar, AKU itu akan kembali kepadaNya, laksana cahaya kembali ke matahari, seperti ombak kembali ke laut. Tempat kembali itulah tempat AKU sebenarnya.

37. AKU HANYA

AKU itu sebenarnya bebas merdeka. AKU hanya bergantung kepada Yang Maha AKU.

AKU tidak memiliki apa-apa. AKU hanya menerima limpahan wujud dari Yang Maha Wujud.

AKU tidak patut dipuji kerana AKU “kosong”.

Yang Maha Wujud Hakiki hanya Allah.

AKU tidak memuji Ghairullah (selain Allah) karena Ghairullah itu pun kosong juga. Yang patut dipuja dan dipuji hanya yang Wujud Hakiki itu saja.

AKU hanya ‘satu pancaran’ dari sinar Matahari Ketuhanan. AKU hanya ‘satu ombak’ dari lautan Ar-Rahman. AKU hanya ‘satu ayat’ dalam karangan Al-Haq (yang benar) yaitu Allah. AKU hanya ‘satu butir’ pasir dalam padang pasir Wujud Yang Maha Meliputi dan Maha Luas. AKU hanya ‘satu bayangan’ dari bayangan Dia Yang Maha Ada. Itulah AKU yang tidak terpisah dengan Tuhanku.

 38. PERJALANAN AKU

AKU datang dari Allah. AKU adalah ma’lum (yang diketahui) dalam ilmu (pengetahuan) Allah.

Kemudian AKU berada di alam ROH.

Bila sampai masanya hendak lahir ke dunia AKU dihembuskan ke bakal bayi dalam rahim ibu. Cukup masanya dalam rahim ibu itu, AKU pun lahir ke dunia bersama badan fisikal yang berbentuk bayi.
AKU akan berada di dalam alam dunia sampai ajal datang menjemput. Kemudian AKU masuk ke alam Barzakh. Setelah berada sekian lama, maka akan dipertimbangkan di Hari Pengadilan. AKU akan masuk surga atau neraka ?

Kemanapun AKU masuk, hendaknya AKU kembalilah ke hadirat Allah swt.

Dari Allah AKU datang kepada Allah AKU kembali. Di sana kekallah hidup bersama dengan Yang Maha Hidup selama-lamanya. Itulah perjalanan AKU. Mengembara dari satu alam ke satu alam.yang lain.

39. PENCAPAIAN AKU

Setelah mencapai tahap pandangan ROH yang tinggi, maka kemana saja ROH itu menghadap di sana terdzahir wajah Allah seolah-olah Ia berada dimana-mana jua.

.

Maha dekat Allah tidak terkira

Bersatu bersama sehati sejiwa

Maha jauh namun dekat jua

Gerakku gerak Dia

Diamku diam Dia

Tindak-tandukku tindak-tanduk Dia

.

Hidupku pancaran hidupNya

Diriku bayangan diriNya

Sifatku gambaran sifatNya

.

Kalau Dia matahari akulah cahayaNya

Kalau Dia lautan akulah ombakNya

Kalau Dia asin akulah garamNya

Kalau dia manis akulah gulaNya

Aku seorang berdua denganNya

Tapi aku berpadu denganNya

Maha dekat disamping maha jauhNya

Oh! Alangkah hebat wujudNya

Wujudku tenggelam dalam wujudNya

Fana dan Baqa dalam adaNya.

Demikian pandangan orang-orang Kesufian yang telah mencapai peringkat serasa seolah-olah berserta dengan Wujud Yang Maha Esa itu. Mereka mencapai tahap demikian karena mereka menumpukan seluruh pandangannya terhadap Yang Maha Wujud itu dan penuh cinta denganNya.

Orang yang tidak pernah menjalani latihan rohaniah dan tidak tahu hal-hal kerohanian yang mendalam dan tidak pernah menempuh jalan kerohanian, mereka jangan coba-coba mentafsirkan sendiri pendapat mereka itu takut nanti tersesat pula.

40. AKU BUKAN ALLAH

Sungguhpun AKU itu berpandangan seperti yang tersebut dalam Penjelasan-penjelasan ‘Siri Aku sebelumnya’, namun AKU tidak akan menjadi DIA.

AKU tetap AKU, DIA tetap DIA.

AKU dan DIA “bersatu” dan “berpadu”  menjadi SATU tidak terpisahkan.

Ibarat bersatunya ombak dengan lautan, bersaatunya gula dengan manisnya.

Perdalam pandangan ini dengan Zikrullah dan bimbingan guru Mursyid yang berpengalaman dalam bidang Kerohanian dan Ketuhanan.

…………………………………………….

Tinggalkan komentar